Tips Burung Tangkapan Makan Voer



Agar Burung Hasil Tangkapan Mau Makan Voer sebenarnya termasuk hal yang menantang bagi seorang penghoby atau pemelihara binatang tangkapan dalam hal ini adalah burung tangkapan. Burung tangkapan yang biasa makan serangga atau sejenisnya tidak akan mau makan voer begitu saja tanpa dilakukan prosses adaptasi. Untuk melatih burung tangkapan makan voer, saya akan sharing sedikit cara agar burung tangkapan makan voer. Sebelum menggunakan cara yang biasa saya pakai, maka hendaknya anda harus pastikan dahulu kalau ditempat anda mudah mencari atau membeli kroto. Metode ini dapat anda coba pada burung pemakan serangga atau ulat misalnya kacer, cendet, murai batu dll.
Khusus untuk cendet atau pentet, biasanya susah kecuali kalau masih kecil / piyik. Sedangkan burung lainnya biasanya masih lebih mudah daripada cendet.
Dalam rangka urusan melatih burung tangkapan agar mau makan voor, maka anda dapat menggunakan voer merk kristal atau merk lainnya, tentu anda pilih yang merknya baik dan berkualitas. Anda juga perlu menyediakan ulat hongkong, untuk pakan keseharian sementara hingga burung liar mau makan vooer. Dan anda pastikan untuk dapat menyediakan voer setiap harinya. Adapun langkahnya adalah sebagai berikut:
  1. persiapkan sedikit voor sekitar : 2 sendok, lalu lembutkan hingga agak halus.Gunakan palu atau penggilas agar mudah dalam melembutkan voor tersebut.
  2. Selanjutnya campurlah voor tadi dengan kroto yang bagus, sudah dipisahkan dari induk yang mati. Kemudian remas-remas kroto dan voor hingga bercampur, sehingga voor akan tersamar dengan kroto dan tanpa sengaja burung anda memakan voor yang kita siapkan.
  3. Langkah terakhir, susunlah campuran voor tadi dibawah sedikit krot. Artinya kita tuangkan sedikit kroto di atas campurn voor agar burung tertarik memakan kroto, stetlah kroto habis maka burung akan memilih2 kroto yang tercampur degan voor.
Dengan cara diatas, niscaya burung memulai makan kroto dahulu. Ketika kroto sudah habis, biasanya burung mulai memilah-milah antara kroto dan voor. Harapan kita adalah nantinya burung akan terpaksa dan terbiasa makan voor yang sudah kita campur dengan kroto. Dalam melakukan hal ini, perlu langkah antisipasi agar burung tidak mati kelaparan, Antispasinya adalh dengan cara memberikan ulat hongkong. Berikan ulat hongkong secukupnya pada wadah pakan tersendiri. Berikan ulat hongkong secukupnya, yang penting teratur dan tidak sampai terlambat. Hal ini dilakukan untuk menghindari kematian burung karena kelaparan.

Anda harus memonitor progaram adaptasi ini, caranya perhatikan tempat kotoran burung. Jiak disana banyak voor berserak, artinya program anda belum berhasil, Selain itu bentuk kotoran burung pun berbeda. Jika makan kroto biasanya kotoran burung tersebut masih tampak putih dan tercecer tak berbentuk. Tetapi jika sudah mulai makan kroto yang tercampur voor, biasanya kotoran menggumpal dan menunjukkan warna voor yang anda gunakan.

Jika burung tangkapan anda  sudah mulai mau makan voor yang tercampur dengan kroto, sebaiknya mulai kurangi sedikit demi sedikit porsi kroto segarnya. Hingga akhirnya nanti burung liar tadi akan mau makan voor murni tanpa kroto. Biarkan sekitar 2-3 minggu burung makan voor murni. Tetapi anda dapat memberikan ulat hongkong atau jangkrik sebagai nutrisi tambahan secara terpisah. Setelah 2-3 minggu, anda dapat memberikan kroto lagi di tempat terpisah dengan voor. Tetapi jangan terlalu banyak, dan jangan terlalu sering agar burung tersebut masih tetap mau makan voer. Setelah burung tangkapan mau makan voor, maka saatnya sekarang untuk menjinakkan burung liar.

Cara menjinakkan burung liar, adalah dengan melatih memberikan makanan kesukaan melalui tangan kita secara langsung satu per satu. Pada awalnya mungkin agak sulit, tetapi cobalah melakukan pendekatan maka lamakelamaan burung akan mau makan atau menyambar ulat atau jangkrik dari tangan anda.

Apabila burung masih tampak ketakutan atau kabur, anda coba mulai melepaskan ulat hongkong ke sangkarnya. Kadang kita perlu pamerkan kerumunan ulat hongkong kepada si burung agar burung tadi tertarik dan mulai berani mendekat. Saya sendiri biasanya menaruh sangkar yang berisi burung yang dilatih dibawah atau di lantai dan memamerkan kerumunan ulat hongkong. Biasanya sedikit demi sedikit, si burung mulai berani mendekat. Bahkan kadang mulai berani mendekat saat kita tidak memegang wadah pakan ulat hongkong sekalipun, seakan si burung berharap dikasih.

Cara seperti ini sudah saya sering lakukan dan sering berhasil, walaupun kadang diwarnai kegagalan alias burungnya mati. Kegagalan tersebut dipicu kecerobohan saya memberikan ulat hongkong dalam jumlah besar dimana si burung belu lama beralih makan voor. Sehingga burung tadi melupakan voor yang sebelumnya sudah mau dimakannya. Burung yang berhasil contohnya, Glatik Watu atau Glatik Selo. Saking “cumbu”nya atau saking jinaknya, saya sering menggoda Glatik watu tersebut dengan tangan saya dimana si burung mulai menari-nari dan ketika jari saya mendekat langsung dipatuk oleh Glatik tadi. Bahkan ketika memasukkan tangan ke sangkar pernah langsung dicengkeram dan dipatuk.Perlu diingat bahwa dalam pemberian jangkrik atau ulat, jangan sampai berlebihan, karena pemberian umpan tersebut terlalu banyak dapat menyebabkan kematian pada burng karena over dosis protein tinggi.

Dalam hal ini, si burung tidak terbiasa dengan panas yang dihasilkan protein tinggi dari jangkrik atau overdosis. Apalagi pakan Glatik Watu yang asli adalah biji-bijian, bukan serangga. Burung lain yang berhasil saya latih adalah Sirpu Kuning yang terkenal lincah dan suara merdunya. Burung ini saya dapatkan cuma-cuma dari tetangga karena tetangga saya tadi sudah putus asa untuk menjinakkan Sirpu tadi, tetapi lewat tangan saya, Sirpu tadi berhasil saya jinakkan. Dan masih banyak burung lain yang berhasil saya latih dengan cara-cara diatas, Mantenan, Sikatan dll. Demikian tips dari saya, semoga berguna buat anda yang ingin melatih burung agar makan voor dan sekaligus menjinakkannya.


Agar Burung Hasil Tangkapan Mau Makan Voer sebenarnya termasuk hal yang menantang bagi seorang penghoby atau pemelihara binatang tangkapan dalam hal ini adalah burung tangkapan. Burung tangkapan yang biasa makan serangga atau sejenisnya tidak akan mau makan voer begitu saja tanpa dilakukan prosses adaptasi. Untuk melatih burung tangkapan makan voer, saya akan sharing sedikit cara agar burung tangkapan makan voer. Sebelum menggunakan cara yang biasa saya pakai, maka hendaknya anda harus pastikan dahulu kalau ditempat anda mudah mencari atau membeli kroto. Metode ini dapat anda coba pada burung pemakan serangga atau ulat misalnya kacer, cendet, murai batu dll.
Khusus untuk cendet atau pentet, biasanya susah kecuali kalau masih kecil / piyik. Sedangkan burung lainnya biasanya masih lebih mudah daripada cendet.
Dalam rangka urusan melatih burung tangkapan agar mau makan voor, maka anda dapat menggunakan voer merk kristal atau merk lainnya, tentu anda pilih yang merknya baik dan berkualitas. Anda juga perlu menyediakan ulat hongkong, untuk pakan keseharian sementara hingga burung liar mau makan vooer. Dan anda pastikan untuk dapat menyediakan voer setiap harinya. Adapun langkahnya adalah sebagai berikut:
  1. persiapkan sedikit voor sekitar : 2 sendok, lalu lembutkan hingga agak halus.Gunakan palu atau penggilas agar mudah dalam melembutkan voor tersebut.
  2. Selanjutnya campurlah voor tadi dengan kroto yang bagus, sudah dipisahkan dari induk yang mati. Kemudian remas-remas kroto dan voor hingga bercampur, sehingga voor akan tersamar dengan kroto dan tanpa sengaja burung anda memakan voor yang kita siapkan.
  3. Langkah terakhir, susunlah campuran voor tadi dibawah sedikit krot. Artinya kita tuangkan sedikit kroto di atas campurn voor agar burung tertarik memakan kroto, stetlah kroto habis maka burung akan memilih2 kroto yang tercampur degan voor.
Dengan cara diatas, niscaya burung memulai makan kroto dahulu. Ketika kroto sudah habis, biasanya burung mulai memilah-milah antara kroto dan voor. Harapan kita adalah nantinya burung akan terpaksa dan terbiasa makan voor yang sudah kita campur dengan kroto. Dalam melakukan hal ini, perlu langkah antisipasi agar burung tidak mati kelaparan, Antispasinya adalh dengan cara memberikan ulat hongkong. Berikan ulat hongkong secukupnya pada wadah pakan tersendiri. Berikan ulat hongkong secukupnya, yang penting teratur dan tidak sampai terlambat. Hal ini dilakukan untuk menghindari kematian burung karena kelaparan.

Anda harus memonitor progaram adaptasi ini, caranya perhatikan tempat kotoran burung. Jiak disana banyak voor berserak, artinya program anda belum berhasil, Selain itu bentuk kotoran burung pun berbeda. Jika makan kroto biasanya kotoran burung tersebut masih tampak putih dan tercecer tak berbentuk. Tetapi jika sudah mulai makan kroto yang tercampur voor, biasanya kotoran menggumpal dan menunjukkan warna voor yang anda gunakan.

Jika burung tangkapan anda  sudah mulai mau makan voor yang tercampur dengan kroto, sebaiknya mulai kurangi sedikit demi sedikit porsi kroto segarnya. Hingga akhirnya nanti burung liar tadi akan mau makan voor murni tanpa kroto. Biarkan sekitar 2-3 minggu burung makan voor murni. Tetapi anda dapat memberikan ulat hongkong atau jangkrik sebagai nutrisi tambahan secara terpisah. Setelah 2-3 minggu, anda dapat memberikan kroto lagi di tempat terpisah dengan voor. Tetapi jangan terlalu banyak, dan jangan terlalu sering agar burung tersebut masih tetap mau makan voer. Setelah burung tangkapan mau makan voor, maka saatnya sekarang untuk menjinakkan burung liar.

Cara menjinakkan burung liar, adalah dengan melatih memberikan makanan kesukaan melalui tangan kita secara langsung satu per satu. Pada awalnya mungkin agak sulit, tetapi cobalah melakukan pendekatan maka lamakelamaan burung akan mau makan atau menyambar ulat atau jangkrik dari tangan anda.

Apabila burung masih tampak ketakutan atau kabur, anda coba mulai melepaskan ulat hongkong ke sangkarnya. Kadang kita perlu pamerkan kerumunan ulat hongkong kepada si burung agar burung tadi tertarik dan mulai berani mendekat. Saya sendiri biasanya menaruh sangkar yang berisi burung yang dilatih dibawah atau di lantai dan memamerkan kerumunan ulat hongkong. Biasanya sedikit demi sedikit, si burung mulai berani mendekat. Bahkan kadang mulai berani mendekat saat kita tidak memegang wadah pakan ulat hongkong sekalipun, seakan si burung berharap dikasih.

Cara seperti ini sudah saya sering lakukan dan sering berhasil, walaupun kadang diwarnai kegagalan alias burungnya mati. Kegagalan tersebut dipicu kecerobohan saya memberikan ulat hongkong dalam jumlah besar dimana si burung belu lama beralih makan voor. Sehingga burung tadi melupakan voor yang sebelumnya sudah mau dimakannya. Burung yang berhasil contohnya, Glatik Watu atau Glatik Selo. Saking “cumbu”nya atau saking jinaknya, saya sering menggoda Glatik watu tersebut dengan tangan saya dimana si burung mulai menari-nari dan ketika jari saya mendekat langsung dipatuk oleh Glatik tadi. Bahkan ketika memasukkan tangan ke sangkar pernah langsung dicengkeram dan dipatuk.Perlu diingat bahwa dalam pemberian jangkrik atau ulat, jangan sampai berlebihan, karena pemberian umpan tersebut terlalu banyak dapat menyebabkan kematian pada burng karena over dosis protein tinggi.

Dalam hal ini, si burung tidak terbiasa dengan panas yang dihasilkan protein tinggi dari jangkrik atau overdosis. Apalagi pakan Glatik Watu yang asli adalah biji-bijian, bukan serangga. Burung lain yang berhasil saya latih adalah Sirpu Kuning yang terkenal lincah dan suara merdunya. Burung ini saya dapatkan cuma-cuma dari tetangga karena tetangga saya tadi sudah putus asa untuk menjinakkan Sirpu tadi, tetapi lewat tangan saya, Sirpu tadi berhasil saya jinakkan. Dan masih banyak burung lain yang berhasil saya latih dengan cara-cara diatas, Mantenan, Sikatan dll. Demikian tips dari saya, semoga berguna buat anda yang ingin melatih burung agar makan voor dan sekaligus menjinakkannya.